Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved. Minggu, 19 April 2009 |
Sajak Dahta Gautama |
Tubuh Tanpa Rumah Setelah ini mungkin kita akan pulang ke tubuh masing masing engkau menjadi hujan dan mungkin aku akan kembali menjadi angin. sementara di senja yang lain engkau masih sibuk menggambar sosok lain mengunjungi makam yang belum kering di tubuh masing masing. Sebuah wilayah yang tak mampu kubeli karena ternyata engkau belum berhenti menziarahi sunyi. Adik jangan lagi menyulut tubuhku menjadi api yang membakar rumah kita sendiri. Gunungterang, Maret 2009 Tubuh Lainmu Jalan ini kerap mengajarimu jauh dari rumah. Mengakrabi lekuk tanah ruas jalan dan runcing bebatuan. Mungkin engkau memang sengaja menghapus jalan pulang. Kau pasang duri hujan agar orang-orang tak pernah menemukan tungku di mana sesungguhnya engkau tengah berdiang Mungkinkah sebenarnya engkau kalut? Pulang hanya akan mengajarimu mengumpulkan rasa takut seperti rindu yang kini telah pula engkau kembalikan tepat ke rusukmu yang kesekian. kiranya luka inipun telah menanah. Ketika engkau telah berubah menjadi belati melukai tubuh lainmu yang belum sakit. Gunungterang, Maret 2009 Belajar Bertanya Menatap punggungmu di kejauhan. seseorang terlupa tengah menunggu siapa? seseorang yang mungkin juga tengah terlupa tengah menunggu apa? Menatap punggungmu dikejauhan apakah engkau tahu? Seseorang justru tengah berebut pilihan dengan kehilangan Gunungterang, Maret 2009 Perempuan Pinjaman dari Tuhan Kutinggalkan setangkai kembang meski belum sempurna dan tak wangi benar. Tapi biarlah engkau mengingatnya begitu. karena engkau perempuan yang kupinjam dari tuhan yang mesti kukembalikan. Gunungterang, Maret 2009 Rumah Kuning Ada pecahan lampu dan sayap kupu-kupu tertidur di langit matamu. Lampu taman yang tak lagi dinyalakan dan sayap yang tak jadi terbang. Usia semakin merambat terus memanggilmu pulang. Menggenapkan riwayat sebuah rumah tua dan bayangan istri yang tiba-tiba menghilang dibalik pintu. Sementara tetangga dari masa lalu berkerumun menjadi batu di sepuluh tahun ingatanmu. Gunungterang, Maret 2009 Dahta Gautama, Lahir di Hajimena, 24 Oktober 1974. Berderma pada sastra sejak 1987. Puisi-puisi pemimpin redaksi Mingguan Dinamika ini terdokumentasi sedikitnya dalam 12 buku antologi bersama. |