Kamis, 02 Juni 2011

SAJAK-SAJAK Dody Kristianto

Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 8 Mei 2011

SAJAK-SAJAK Dody Kristianto

Penunggu Pancang

terima kasih

sudah kau memarkan

tubuh kami

jejarum lancipmu

melebihi bilah pedang Persia

yang berulang

menghunus tubuh kami

tapi sungguh

kami tak kunjung mati

sebab kau bukakan lagi

pintu bagi kami

menuju liang:

alamat para penggali

mencintai namamu

yang tak mampu

kami seru lagi

2011

Pencatat Hikayat

ia selalu kembali

serupa padri yang tak mati

segala bara dipindainya

untuk langit yang tak ia dapati

di kamar sempitnya

2011

Pengusung Hujan

sepasang tanduk

lebih tajam

melukai pipi malam

sepanjang tatapannya,

sebarisan semut

pendar

berpencar

dari liang tubuh

menangkap kemercik

yang diyakini

sebagai benih cinta

untuk musim tanam

yang akan datang

2011

Tiga Tilas Kuping

bunyi pertama:

sepasang kesabaran

yang bosan melintas

sebab telah renta ia

melebihi kerentaan daging bumi

yang tak kunjung ia retakkan

bunyi kedua:

sepasukan pengelana

yang tak ingin berpulang

ke ketinggian

sebab purna sudah ia menarik

segala macam kerinduan

yang dipanjatkan manusia

ia lelah mendengar doa

dan semua mantra

bunyi ketiga:

selembaran kitab langit

yang alpa diisi

sesudah semua bidadari

turun ke bumi

menjelma sehamparan biji

paling putih

sehamparan biji nan letih

nan kelak tak kekal-abadi

2010

Perihal Singkat Selepas Hujan

pelangi:

ia benih yang lama iri

sementara hujan sudah merampungkan

sarapannya pada cawan pecah ini

sorak katak:

pulang, pulanglah ia pada tepian telaga

seusai sepi mengepungnya hanya

dan sayap beningnya tanggal sempurna

mengemas payung:

terbang sudah ia

sesudah rindunya yang semenjana

ditetaskan awan paling tumpah

2010

----

Dody Kristianto lahir di Surabaya, 3 April 1986, lulusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya. Giat di Komunitas Rabo Sore (KRS) serta memberdayakan Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI). Karya-karyanya dipublikasikan beberapa media dan antologi bersama.