Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 5 Juni 2011
SAJAK-SAJAK Nanang Suryadi
Dalam Puisi
adalah matahari yang menyalakan api di dalam kepalaku hingga kepalaku memanas dengan segala cinta segala rindu yang memburu
adalah hujan yang menderas di dalam kepalaku hingga mimpi-mimpiku hanyut mengalir ke muara rindu cintaku
adalah lampu-lampu jalanan yang menyihir pejalan kaki dengan senyum yang meredup bikin pejalan ingin pulang ke pelukmu
adalah jam-jam yang selalu sibuk berdetak-detak mengingatkan akan waktu kapan kita harus kembali
adalah pohon-pohon yang tabah menunggu angin badai tiba, hingga cinta kan sampai dikabarkan, hingga rindu tiba merebahrubuhkan
Malang, 29 Maret 2011
Kepada Tuhanku
Engkaukah yang menyapa di balik jendela pesawat, di putih awan, kabut, dan deru angin...
pada jarak dan perhitungan waktu, sedekat nadi sekejap cuma, tapi mengapa terasa jauh dan berlipat abad, lebur dalam cintamu
yang merindu adalah aku, yang mencinta adalah aku, aku tahu kau maha pencemburu
mendedah kata mendedah rindu tak bertepi, aku lirih menyapamu, karena pekik habiskan suara
jika aku berserah, sungguh kau muara segala lelah
Malang, 2011
Sehalaman Buku, Sehalaman Rumahmu
Bagi: Yayan Triyansyah
sehalaman buku memuat halaman rumahmu. halaman yang kau cintai. halaman yang menyimpan ari-ari
sehalaman kenangan yang tersimpan di bukumu. menampung air mata. rindu yang tak terkatakan
di halaman itu kau tatapi serakan daun yang berguguran. hidup yang tak bisa diterjemah. kapan jatuh. kapan tumbuh
sehalaman buku sehalaman rumahmu sehalaman kenangan kanak yang kau ingat. ayah bunda menanam sesuatu dalam dirimu. ingatlah itu
8 Maret 2011
Mungkin Engkau Ingin
mungkin ingin kau bahasakan nyeri dunia: bahasa yang tak habis dimamah di restoran cepat saji, gosip selebriti politik pagi hari
mungkin engkau ingin membahasakan inginmu dengan lambang-lambang yang sederhana, seperti bunga, yang mekar di hatiku
mungkin engkau ingin menerjemahkan bahasa angin, yang berbisik demikian gemerisik, mencium rambutmu, demikian lembut
mungkin engkau ingin menerjemahkan bahasa hujan, yang menguyupkan kenang, ke dalam puisi yang meluapkan rindu
Malang, 22 Maret 2011
------------
Nanang Suryadi, lahir di Pulomerak, Serang pada 8 Juli 1973. Aktif mengelola fordisastra.com. Buku puisi terbarunya adalah Cinta, Rindu & Orang-Orang yang Menyimpan Api Dalam Kepalanya (2011).