Kamis, 23 Juni 2011

SAJAK-SAJAK Sayyid Fahmi Alathas


Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 19 Juni 2011
SAJAK-SAJAK Sayyid Fahmi Alathas

Bila yang menyusun

angka-angka di dalam jarum

jam itu adalah aku

Bila yang menyusun angka-angka di dalam jarum jam

adalah aku, maka kamu adalah waktu yang kugerakkan

untuk mengitari angka-angka di dalam jarum jam

itu sendiri dan kamu harus menemukanku

sampai berwaktu-waktu aku mempertemukanmu

denganku.

Berwaktu-waktu pula jarak yang kamu tempuh

dalam mencariku. berwaktu-waktu pula

dalam hitungan hari, bulan, dan tahun,

kamu bekerja memutar waktu dan suasana

berwaktu-waktu pula yang nantinya kamu

akan kuputar bersama waktu.

Bila yang kuputar waktu bagimu panjang sekali dan kamu

tiada tenggelam di dalamnya.

Ingatlah, kamu bukan hidup sekadar menuruti putaran

Waktu, tetapi kamu berjalan sesuai dengan arah putaran

waktu kamu hidup berwaktu-waktu pula

kamu akan pupus dalam harapan hitungan detik waktu.

Januari—Maret 2011

Berapa Jarak

Pantai dan Lautan

kataku.

"Setiap perahu yang bersandar

tak pernah kuhiraukan!"

berapa jarak pantai dan lautan

bila di bibir pantai sore ini

sembari memandang

jarak pantai dan lautan

aku termangu

menunggumu pulang

itu matahari lepas dari perapiannya

kembali begitu derasnya

hingga tak pernah engkau tahu

berapa jarak

antara pantai dan lautan

kemudian aku menjemput impian

Setahun itu kini telah berakhir

tak ada lagi janji-janji

serta kata yang kuucap

di bibir pantai sore ini,

aku selalu memandangnya

kejauhan dirimu yang telah sirna

ditelan ombak waktu

membenturkan ke dinding

pantai, betapa hidupku

kini telah berakhir

Maret, 2011

Hana di Keremangan

Senja yang Memancarkan Warna,

Aku Tahu Diammu Kekasih

sore ini disesaki awan-awan

kelabu berserakan

engkau terdiam,

dalam diammu, tak ada suara,

aku tahu diammu

kekasih, hanya di keremangan senja

yang memancarkan warna

menelusuri jejak-jejak

kakiku yang patah

aku juga tahu bahwa,

aku ini bukan lelaki impianmu

ketika terselip keraguan hatimu

tapi aku selalu setia

melambaikan hati

dengan riang tawa di kegetiran jiwaku

yang terbelenggu karena cintamu

dalam setiap detak jantungku

engkau merangkulku

bagai seseorang yang menyayangi

pujaan hati, itu yang engkau mau

bukan aku!

Hidup, o bukan untuk dihayati

dalam kesenduanmu,

kekasih akan idaman lelaki

yang engkau impikan

melambaikan tangan

dan mengajakmu kembali ke muara jiwa

yang sempat engkau tanamkan

dalam benakmu

mengubah kesendirianku kepadamu

2009

Di Sebuah Taman

seperti yang pernah

aku lihat dulu dan

itu menjadi

hal-hal menakutkan

"di setiap simpang ada sungai

jernih airnya

dan mengalir

ke hulu sampai lautan lepas"

dalam hidupku untuk selalu

tetap di sana,

di sana bukan

sekadar kupandang!

yang berseri selalu

dan aku muram

selalu

di sisi-sisi aku

menjadi takut

kenapa seolah

iya ingin dengan

durinya seolah

sedekat jarak

aku dan hatinya,

2011

---------

Sayyid Fahmi Alathas, lahir di Labuhanmaringgai, Lampung, 23 November 1979. Sajak dan esainya pernah terbit di beberapa media.