Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 3 April 2011
SAJAK-SAJAK Sungging Raga
Aku Tahu
aku tahu, hatimu yang gerimis itu kau sembunyikan baik-baik, saat kau lepaskan baju, dan waktu pun menyusut. Siapa tahu, orang lain juga sedang mengintipmu di balik celah pintu. Berdebar, mengikuti arah angin gemetar. Tetapi aku tahu, hatimu senantiasa basah oleh gerimis, rindu yang asing terus kau tanam di dalamnya. Hari-hari terkapar, dalam lambaianmu aku berkaca, tentang ruang yang paling setia menaburkan benih kesunyian. Ah, kau masih di situ, mengangguk pada waktu, pada jam dinding yang berbisik—kapankah aku kau bukakan pintu.
Kursi
kursi mengayun dalam lagu
selamat datang sore yang pucat
yang lelah melakukan perjalanan
dan ternyata kau belum juga bersiap
aib tersingkap, kau basah kuyup
oleh kenangan akan hari yang telah lewat
siapakah yang menitipkan merah
di pergelangan tanganmu?
kursi menunggumu duduk, bernyanyi
tentang bulan musim dingin
yang berselimut kabut,
dan dirimu mulai tengadah
di bawah kursi,
kau seringkali lupa
memalsukan tanda, hingga ketika pagi mendekat
kau pun tersibak oleh remang
kursi yang bernyanyi;
sepanjang malam sendiri.
Malam
jalanan menguap, mobil berjalan letih
di juluran trotoar, kabut menangis
di ranting pohon
burung gereja mengantuk, dan
tiang listrik sibuk berdebat
tentang rasa sakit
seorang bocah dalam gigil
duduk di samping masa kecilnya,
di tangannya hujan mengering
di matanya kemarau tersedak
dan ia diam, suara air selokan
begitu gaduh
mendesak telinganya
barangkali ia haus, barangkali pula
ia tak tahu di mana bangkai malam terhapus
jalanan terus menguap, mobil enyah
menjadi sunyi
seorang bocah tertimpa
gundukan sampah kehidupan
di bawah sorot sinar lampu merkuri
Aku yang Kau Tinggalkan
aku yang kau tinggalkan
kini mengaduh
pada batuan sungai
pada kerisik pohon cemara
pada sayap-sayap burung kecil
kau yang meninggalkanku
masih bersembunyi dalam
warna senja yang sempurna
maka di ujung sore ini
kutatap kau bagai bintang
yang kelak terang
pada selembar langit
yang sebentar lagi kutanggalkan.
---------
Sungging Raga lahir dan dibesarkan di Situbondo, Jawa Timur. Sempat mengenyam bangku kuliah di Universitas Gadjah Mada. Saat ini tinggal di Yogyakarta sebagai penulis lepas.