Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved. Minggu, 11 Januari 2009 |
Sajak Choer Afandi |
Tik Tak Tik Tak Tik tak tik tak jam dinding Diam-diam memanggil Bersama debar angin Sedanau cinta di dalam kata Serimbun rasa di dalam dada Bangkitkan gairah muda Aku gemetar pada kata-kata Seperti denting jam; tik tak tik tak Berdetak terus berdetak Dalam Cangkir Rasa Apa yang kau minum,dalam cangkir rasa? Mengendap di hati lelap Jangan kau teguk sebelum diaduk Biar manis sampai habis Cinta akan larut dalam lubuk Minumlah barang seteguk, jangan sampai mabuk Rasa akan semanis madu Kental akan rasa rindu Di Taman Hati Kau duduk sendiri di serambi hati Memandang setangkal mawar sambil bernyanyi Aku tahu, engkau sedang menanti Aku sembunyi di taman hati Buku Yang Kupinjam Telah kuikuti semua jejakmu Pada buku yang kupinjam Aku mencatat semua yang lewat Namun wajahmu bukanlah buku atau kenangan Kubaca dan mudah kulupakan Aku mencium bau ketiak dan harum rambutmu Dari halaman demi halaman yang kujuntai Seketika awan berubah menjadi layang-layang Dan rambutmu adalah benang pemantang Aku ingin terbang melayang bergulingan Bersama angin memadati cakrawala Kulihat ada dua remaja berbincang Duduk bercerita tentang ikan-ikan di kolam Berenang sambil menciumi rumput dan ilalang Suara beningmu mengejakan huruf-huruf kepadaku Dan kata-kata itu berjatuhan seperti hujan Lalu kuserap dalam getar gitar Aku kembali merayap dari waktu yang lindap Kujelajahi bukit pertapaan yang panjang Ingin Aku Menyentuhmu Ingin aku menyentuhmu; dari surga Mengusap ikal rambutmu yang gemerlap Sambil kuucap; aku sayang padamu Dari jendela ini kulukis gemulai tubuhmu Lalu aku berkata; ini bukan puisi, sayang Aku sedang dilanda cinta Perpaduan antara rasa dan sukma Cinta adalah rimba rasa; kau tahu? Darahku mengalir deras Emosiku menggempa keras Biarkan angin membelai rambutmu Air meraba lekuk tubuhmu Ketika kau melebur segala kelu Dan kucipta bayanganmu dalam cerminku Kusimpan agar kurawat dengan rindu Kucium semerbak harum tubuhmu Saat kau melintasi tubuhku Kupunguti seribu tapak langkahmu Berjajar diperjalanan hatiku Kasih, engkau begitu sopan mengetuk hati Panjang rambutmu menarik-narik jantungku Aku meronta ingin menyentuhmu Kupeluk erat tubuhmu dan kita terikat Satu Tak bisa bergerak seperti tawanan perompak Aku ingin menyentuhmu lebih jauh Biarkan tubuh kita mengerang Sedang hati kita berjalan berjingkrakkan Jari-jari tangan kita bertautan Mata kita berkejaran, dan Kita menahan rasa debar yang panjang Tubuhmu adalah mantra kehidupan Kita terus berjalan terus berjingkrakkan Tak ada kabut penghalang Yang memangkas makna ketunggalan Ingin aku menyentuhmu lebih dalam; dari surga Terjemahkan Terjemahkan dirimu pada lagu sunyi Dalam lirik-lirik gita yang religi Doa-doamu mengalir di semenanjung sepi Kian tenggelam larut dengan alam Geliat lincah tarian erotismu Berkunang-kunang dalam mataku Dan kuterjemahkan, pada peristiwa kita yang Membeku, di matamu hurup-hurup bertingkah laku Choer Afandi lahir di Jakarta, 2 september 1981. Aktif pada sanggar Sastra Tasikmalaya dan Komunitas Azan. Sajak Choer Afandi lainnya >>klik di sini>> |