Selasa, 14 Juni 2011

Sajak Choer Afandi


Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 11 Januari 2009
Sajak Choer Afandi

Tik Tak Tik Tak

Tik tak tik tak jam dinding

Diam-diam memanggil

Bersama debar angin

Sedanau cinta di dalam kata

Serimbun rasa di dalam dada

Bangkitkan gairah muda

Aku gemetar pada kata-kata

Seperti denting jam; tik tak tik tak

Berdetak terus berdetak

Dalam Cangkir Rasa

Apa yang kau minum,dalam cangkir rasa?

Mengendap di hati lelap

Jangan kau teguk sebelum diaduk

Biar manis sampai habis

Cinta akan larut dalam lubuk

Minumlah barang seteguk, jangan sampai mabuk

Rasa akan semanis madu

Kental akan rasa rindu

Di Taman Hati

Kau duduk sendiri di serambi hati

Memandang setangkal mawar sambil bernyanyi

Aku tahu, engkau sedang menanti

Aku sembunyi di taman hati

Buku Yang Kupinjam

Telah kuikuti semua jejakmu

Pada buku yang kupinjam

Aku mencatat semua yang lewat

Namun wajahmu bukanlah buku atau kenangan

Kubaca dan mudah kulupakan

Aku mencium bau ketiak dan harum rambutmu

Dari halaman demi halaman yang kujuntai

Seketika awan berubah menjadi layang-layang

Dan rambutmu adalah benang pemantang

Aku ingin terbang melayang bergulingan

Bersama angin memadati cakrawala

Kulihat ada dua remaja berbincang

Duduk bercerita tentang ikan-ikan di kolam

Berenang sambil menciumi rumput dan ilalang

Suara beningmu mengejakan huruf-huruf kepadaku

Dan kata-kata itu berjatuhan seperti hujan

Lalu kuserap dalam getar gitar

Aku kembali merayap dari waktu yang lindap

Kujelajahi bukit pertapaan yang panjang

Ingin Aku Menyentuhmu

Ingin aku menyentuhmu; dari surga

Mengusap ikal rambutmu yang gemerlap

Sambil kuucap; aku sayang padamu

Dari jendela ini kulukis gemulai tubuhmu

Lalu aku berkata; ini bukan puisi, sayang

Aku sedang dilanda cinta

Perpaduan antara rasa dan sukma

Cinta adalah rimba rasa; kau tahu?

Darahku mengalir deras

Emosiku menggempa keras

Biarkan angin membelai rambutmu

Air meraba lekuk tubuhmu

Ketika kau melebur segala kelu

Dan kucipta bayanganmu dalam cerminku

Kusimpan agar kurawat dengan rindu

Kucium semerbak harum tubuhmu

Saat kau melintasi tubuhku

Kupunguti seribu tapak langkahmu

Berjajar diperjalanan hatiku

Kasih, engkau begitu sopan mengetuk hati

Panjang rambutmu menarik-narik jantungku

Aku meronta ingin menyentuhmu

Kupeluk erat tubuhmu dan kita terikat Satu

Tak bisa bergerak seperti tawanan perompak

Aku ingin menyentuhmu lebih jauh

Biarkan tubuh kita mengerang

Sedang hati kita berjalan berjingkrakkan

Jari-jari tangan kita bertautan

Mata kita berkejaran, dan

Kita menahan rasa debar yang panjang

Tubuhmu adalah mantra kehidupan

Kita terus berjalan terus berjingkrakkan

Tak ada kabut penghalang

Yang memangkas makna ketunggalan

Ingin aku menyentuhmu lebih dalam; dari surga

Terjemahkan

Terjemahkan dirimu pada lagu sunyi

Dalam lirik-lirik gita yang religi

Doa-doamu mengalir di semenanjung sepi

Kian tenggelam larut dengan alam

Geliat lincah tarian erotismu

Berkunang-kunang dalam mataku

Dan kuterjemahkan, pada peristiwa kita yang

Membeku, di matamu hurup-hurup bertingkah laku

Choer Afandi lahir di Jakarta, 2 september 1981. Aktif pada sanggar Sastra Tasikmalaya dan Komunitas Azan. Sajak Choer Afandi lainnya >>klik di sini>>