Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved. Minggu, 25 Januari 2009 |
Sajak Dedi King |
DAUN KUNING®MDUL¯ engkau berayun di belakang rumah berpejam mata. musim membuai kekasih lama angin segulir bersijingkat di cecabang tak berkeretap; tak mesti ada yang tercekat meski dedaun tergelincir berparas pucat DAUN KUNING II Hingga tangkas jejari memantik api Menyulutmu ke dalam abu; Tempat terjauh dan abadi, kau ratapi reranting rimbun pohon berduri Bergoyang lembut di kisi asap melindap Dan warna-warni "lihat, setelah aku terlepas, cahaya kuning meretas-retas," adakah angin kan bergegas? KEBAHAGIAAN DURI ROTAN kekasihku tumbuh di hutan dan aku duri-durinya kelak merimbun dan dinamai ladang rotan oleh para pengrajin perabotan. DI SEBUAH TANGGA®MDUL¯ yang membedakan kita hanyalah: engkau naik aku turun engkau hanyalah watak yang tersihir daun pintu hingga lupa, berapa undak telah ditempuh engkau diserap duga: pintu terbuka, senyum dan tawa aku menutup pintu itu hati-hati sekali takut berderit dan tangga terjaga aku meniti pelan-pelan hingga tau benar melakukan kesalahan. engkau takkan menyangka suatu ketika mungkin saja kita lakukan hal yang sama. aku tak hendak mengira, tak hendak berharap. KISAH DAUN NANGKA "daun apakah itu yang terserak mengotori pekarangan yang ketika dibakar, abunya pun beterbangan tanpa bisa dihentikan masuk ke kamar-kamar ke kasur televisi meja makan, membuat kelilipan hingga aku menangis semalaman? sungguh tak berguna!" Itu adalah daun nangka yang amat kau gemari wangi buahnya. Dedi King lahir di Kotaagung, Tanggamus. Saat ini tinggal dan bekerja di Bandar Lampung. |