Rabu, 15 Juni 2011

Inspirasi: Karl May

Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 15 Maret 2009

Petualangan Shatterhand dan Winneotu

Karl May

KARL Friedrich May atau lebih dikenal dengan nama Karl May adalah penulis kelahiran Chemnitzer Land, Jerman, 25 Februari 1842. Ia termasuk penulis Jerman yang karyanya dibaca di banyak negara, termasuk Indonesia. May menulis cerita dengan tema petualangan. Karya maestro yang meninggal 30 Maret 1912 ini mengisahkan perjalanan tokoh-tokoh rekaan di benua Amerika: Old Shatterhand/Kara Ben Nemsi, Winneotu, Old Wable, dan Old Surehand.

Petualangan Karl May bukan petualan "tanpa pesan". Kesukaan pada buku-buku geografis dan cerita rakyat memengaruhi pilihan May pada karya-karya petualangan. Penulis yang sempat buta saat berusia lima tahun ini "menyisipkan" pesan tersembunyi pada tiap karyanya, baik terkait perlawanan terhadap rasisme, perdebatan tentang tuhan, dan penyelesaian konflik secara damai. "Pesan-pesan" dikemas May dalam aliran cerita dan permainan karakter tokoh yang dinamis sehingga tidak terasa sebagai sesuatu yang membebankan cerita.

Tokoh-tokoh terkenal seperti Adolf Hitler, Albert Einstein, Hermann Hesse, dan Bertha von Suttner tercatat sebagai pembaca setia karya May. Tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia seperti Bung Hatta, Hario Kecik, dan Sutan Sjahrir juga tak ketinggalan membaca kisah petualangan May.

May piawai mengemas pesan menjadi bagian integral bangunan cerita. Dalam Old Surehand 1 : Oase di Llano Estecado--diterjemahkan Primadiana Hermila Wijayanti dkk. dan diterbitkan oleh Pustaka Primatama & PKMI, November 2008--May menggugat rasialisme lewat percakapan Shatterhand dengan Old Wable. Shatterhand ingin membebaskan seorang negro bernama Bob. Namun, bagi Old Wable, keputusan Shatterhand "si tangan menghancurkan" sangat aneh.

"Seorang nigger adalah makhluk rendah sehingga tidak ada gunanya membicarakan mereka? Orang kulit berwarna sama sekali bukan manusia sejati, kalau tidak Tuhan akan menciptakannya sebagai kulit putih!?" (hlm. 190).

Old Shatterhand menjawab, "Sebaliknya dengan hak yang sama besarnya, seorang negro dapat juga mengatakan demikian: orang kulit putih sama sekali bukan manusia sejati, kalau tidak Tuhan akan menciptakannya sebagai kulit hitam. Saya pernah berkeliling dunia dan bertemu dengan orang-orang kulit hitam, cokelat, merah, dan kuning. Setidaknya mereka sama baiknya seperti orang kulit putih?" (hlm. 190). n DARI BERBAGAI SUMBER/P-1