Rabu, 15 Juni 2011

Pramoedya Ananta Toer

Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 8 Maret 2009

Pramoedya Ananta Toer

SASTRAWAN Indonesia yang tercatat sebagai orang paling berpengaruh di Asia versi majalah Time adalah Pramoedya Ananta Toer. Karya sastrawan kelahiran Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 ini telah diterjemahkan lebih dari 30 puluh bahasa termasuk Belanda, Jerman, Jepang, Rusia, dan Inggris. Ini yang Time memasukkan Pram sebagai orang paling berpengaruh di Asia.

Pramoedya juga sangat dekat kekerasan rezim, perampasan hak dan kebebasan. Ia banyak menghabiskan hidup di balik terali, baik pada zaman revolusi kemerdekaan, pemerintahan Soekarno, maupun pemerintahan Soeharto.

Masa revolusi kemerdekaan, ia dipenjara di Bukit Duri, Jakarta (1947--1949), dijebloskan lagi ke penjara di zaman Pemerintahan Soekarno karena buku Hoakiau di Indonesia yang menentang peraturan yang mendiskriminasi keturunan Tionghoa.

Setelah pecah G30S-PKI, Pramoedya yang anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat-onderbouw Partai Komunis Indonesia-ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru sampai tahun 1979.

Setelah bebas pun, Pramoedya dijadikan tahanan rumah dan masih menjalani wajib lapor setiap minggu di instansi militer. Meskipun ia sudah "bebas", hak-hak sipilnya terus diberangus, dan buku-bukunya banyak yang dilarang beredar terutama di era Soeharto.

Pada tahun 1972, saat di penjara, Pramoedya diizinkan rezim Soeharto menulis. Selama dalam penjara (1965--1979), ia menulis 4 rangkaian novel sejarah, dua di antaranya Bumi Manusia (1980) dan Anak Semua Bangsa (1980).

Pramoedya menyukai karya sastrawan lain, seperti Leo Tolstoy, Anton Chekov, dan John Steinbeck. Kekagumannya pada gaya bercerita Steinbeck yang detail juga mempengaruhi novel-novelnya. Pramoedya tidak suka dengan karya Ernest Hemingway, yang dianggapnya tidak manusiawi.

Pramoedya meninggal dunia hari Minggu 30 April 2006, sekitar pukul 08.30 di rumahnya, Jalan Multikarya II No. 26, Utan Kayu, Jakarta Timur. Pram dimakamkan di TPU Karet Bivak. n P-1