Sabtu, 18 Juni 2011

Sajak Agus Kindi


Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 21 Juni 2009
Sajak Agus Kindi

Anak Hujan

Di mataku mendung itu hitam

Di matamu hitam adalah gendering

Wahai anak-anak hujan yang girang

Seperti sebuah perjumpaan

Jadikan dingin itu selimut

Nanti bila kau pulang bunda akan mencairkan gigil di atas tungku kasih sayang

"Kasihan kalian, Nak. Masih kecil sudah jadi pejuang," kata ibunya

Anak-anak hujan menunggu pelangi

Berpayung biru di bawah hujan itu

Sambil berteriak: "Tuan, Cuma seribu. Pakailah payungku!"

6 Maret 2009

Surat Cinta

Pa, semalam mama membuatkan segelas susu cokelat untukku

Rasanya manis

Sudah lama mama tak sempat membuatkan

Pa, mama juga bercerita tentang kisah surga dan neraka

Aku takut sekali tidak sempat bangunkan papa

Pa, mama sempat cium pipiku

Bekas lipstiknya belum kuhapus

Nanti akan kupamerkan pada Bu Guru dan teman-teman di sekolah

Pa, kenapa diam saja memandangi foto mama?

Kalau tidak percaya ceritaku,

Nanti malam akan kuajari mama menulis surat cinta untuk papa

Dengan tinta merah muda yang beraroma bunga melati dan kenanga

6 Maret 2009

Sayap-Sayap Kelam

Sayap-sayap kelam berputar mengitari ubun-ubun

Bergelayut diragu, bersemedi di itiqaf

Bersimfoni di ilusi, bermunajat di rasa

Sayap-sayap kelam meresap di pori-pori menyatu dalam rindu

Menjajah dalam raga

April 2009

Andai Waktu Tak Berputar

Andai waktu tak berputar

Aku pasti tak berlayar menjajahi masa

Menapakkan kaki ke samudra biru

Namun waktu terus berputar

Menari di kabut rimba hijau

Waktu mengajak bertamasya di putaran detik, menit, jam seterusnya

Ke eman merah jambu

Waktu tak lagi mendengar pekik

Kelam dan tangisan abu-abu

Namun terkadang mengalir ke hulu merah biru

Waktu terus melangkah melingkar di pagar

Rindu menuju cahaya hidup

Mei 2009

Di Bawah Gerimis Anak Kecil Itu Terpejam

Tuhanku yang Mahabaik, turunkan hujan sampai malam nanti ya, biar aku bisa beli obat buat adek bayi. (wajahnya mendongak dan tersenyum)

Tuan, Nyonya, Cuma seribu, pakailah payungku.

Mei 2009

Laut

Cinta, ukhuwah itu kau bentangkan jadi warna

Di laut kerinduan dan kenanganku

O persembahan bagi tangis dan tawa

Di keningmu aku goreskan kisah bersama

Ombak yang tak pernah letih untuk bercerita

Haru biru peristiwa

Mei 2009

Hujan Selalu Menitiskan Cerita

Denting yang menari di lorong sunyi malam itu

Tak ada gema

dan lonceng-lonceng di ujung ranjang menanti pecah

Ejalah detik-detik yang ringkih

di antara cemas yang terlukis di matanya

Mata cinta yang disergap tanya: telah tibakah aku tinggalkan yang fana?

Mei 2009

Aku Ingin Sendiri Saja

Aku ingin sendiri saja

Menembus hujan yang jatuh mengucuri wajah

Kutimang detik di ruang tunggu tak jua ada yang tiba

Aku ingin sendiri saja

Melewati lorong-lorong

Sembari melihat daun dan bunga berkeramas di taman cinta

Kusapa cemara apakah ada pesannya untukku

Ah sendiri saja

Sembari menunggu waktu yang mencair

Dan kudengar suaranya: Apa kabar cinta?

Mei 2009

Sebab Hidup

Untuk apa membuat puisi

Kalau hanya menumpuki sepi

Untuk apa mencinta

Bila lara terus menggelegak

Untuk apa bermimpi

Bila berkubang dalam bayang ilusi

Tapi kita harus ada dan jadi lebih baik

Sebab hidup adalah lirik dari selaksa senyum dan tangis

25 Mei 2009

----

Agus Kindi, lahir di Tanjungkarang, Lampung, 14 Agustus 1985. Kini aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Lampung.