Selasa, 14 Juni 2011

Sajak-sajak Ria Octaviasari


Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved.
Minggu, 4 Januari 2009
Angin

ruang menyisakan gema

tubuhku luruh di reruntuhan

tembok-tembok mimpi

melecut otak kiri

2008

Di Taman ini Aku Menunggumu

aku menunggumu di taman ini

di antara suara burung-burung yang

terluka, karena di sanalah kau pasti

akan kembali, kembali melihat

pepohonan yang meliuk-liuk

diterpa angin.

aku akan menunggumu di taman ini,

karena di kotamu, mimpi-mimpi mengapung

dan berjejalan di udara

hingga aku tak bias menghirup kejernihannya

dan aku tetap akan menunggumu

hingga kemarau membunuh pohon,

meretakkan tanah gersang,

daging-dagingku lesap kedalam angina

dan waktu menari-nari di tulangku

hingga menumbuhkan jamur

di antara bau bangkai yang beterbangan

menuju hidungmu: memberitahumu

aku menunggu.

2008

Mimpi Bertemu Malaikat

di punggungnya, kulihat sayap

tapi hanya satu

dan wajahnya cemerlang

dari jauh kucium

aroma yang menguar dari tubuhnya

tiba-tiba dia menghampiriku

memberiku setangkai mawar

bantu aku

aku kehilangan sayap

2008

Pulang

dada penuh rindu,

ingin bertemu ibu

juga dipeluk ayah

yang payah

2008

Ruang

dulu, kita di antara tumpukan buku-buku

mencari satu demi satu halaman yang hilang

membacai judul yang lelah di tumpukan itu.

kini, di pojok beranda rumahku aku-kau mengarca.

bersanding dengan iklan lowongan kerja

di setiap surat kabar kota.

tiba-tiba kau berubah menjadi bayangan

di halaman surat kabar itu

dan aku tetap mengarca.

2008

Hujan

luruh satu per satu

menembus tanah

baunya menguar

menuju hidungku

mengingatkan aku

pada pertemuan kita

di senja yang kelabu

dan syahdu

dari jendela kulihat

halamanku tergenang air

kecipak kaki-kaki kecil

memecah kristal lempung basah

mari bermain bersamaku

selagi hujan mengguyur kota

2008

Ria Octaviansari, lahir di Tanjung Karang, 16 Oktober 1985. Menetap di Kedaton, Bandar Lampung. Sajak-sajak Ria Octaviasari lainnya >>klik di sini>>