Sajak-sajak Alex R. Nainggolan |
Sabtu, 13 August 2011 23:08 |
Menggambar Ibu
tiba-tiba ibu muncul di bra istriku
ia bertanya, "sudahkah kauselesaikan mimpimu?"
"mimpi? mimpi apa?"
"rencana menggambar ibumu sendiri."
aku terperangah dan menghidupkan televisi
tapi yang muncul kembali wajahnya
dari sudut layar
dengan keriput mata juga tubuh kurusnya
tak kunjung lekat
untuk diingat
rahimnya yang hangat
aku merasa ada yang terbelah di dadaku
bahkan ketika kutatap kedua putri dan istriku
yang lelap
di kamar
ah, tak pernah kelar
aku menggambar
bahkan untuk satu orang ibu!
Jakarta, 22-12-2009
Ia Diam di Sudut
- ibu
"mestinya kaukisahkan bagaimana perihmu
di hari kelahiranku. "
dan aku melingkarkan riwayat
saat kausekarat entah berapa oktaf
parau jeritmu
yang menembus langit
lalu kaubergegas merapikan hari
"tak perlu dibedong. ia bayi yang kuat."
tapi nyatanya aku kerap menderita sakit
dan sentimentil
melulu luka dan kalah
pada segala warna dunia
ia diam di sudut
begitu letih
setiap carut juga keriput
tak bisa kuhitung
atau sekadar ditampung
berapa lama aku alpa
padanya
2010
Mata Ibu
mata ibu
adalah laut. yang tak kunjung surut. ia kerap larut dan tak pernah
selesai untuk kuselami. di situ masa kanakku menegeras seperti
karang.ia selalu asin, sementara aku tawar. di kedalaman samuderanya,
aku cuma ikan kecil yang dipermainkan gelombang. dan ia rawat aku
dengan membuat istana dari rumput laut, diberikannya bintang laut
sebagai mainan.
mata ibu
adalah laut, yang melulu terpagut. bahkan ketika aku besar dan punya
anak. sepanjang hari ranggas, cuma aku yang luput tak sempat
mengingatnya. sepanjang tahun yang pecah oleh lukanya. tak tertinggal
buih yang putih. sepanjang pantaimu, aku serasa melandai.
mata ibu
adalah laut. biru keteduhan. biru yang sejuk. seperti diciptakannya
langit, di mana aku pernah menghuni rahimnya, bergumul bersama detak
nadinya. ingin berkali diselami.
2011
Serat Tubuh
mungkin kaulupa pada mimpimu sendiri
mencarinya di malam gelap
seperti juga serat tubuh yang terlanjur luruh
enggan untuk dibasuh
dengan lecut luka
bertanak dan memekak
lalu tubuhmu merambat
jadi pagar orang-orang
sepanjang pagar rumah
di jakarta
lupa untuk sekadar merawat
dan tubuhmu makin besar
kau yang terlempar
di lembar gegas waktu
yang tak kunjung bergetar
2011
Selat Sunda
apa yang tertinggal dari sepanjang riak ombak?
engkau yang melayang
saat kapal cepat bergerak
mengusir linu waktu
menembus laut dan panas matahari
semaput dalam langkah orang-orang
bersandar pada gemetar kenangan
tergesa menangisi perjalanan
maka arlojipun melompat
terasa engkau begitu dekat
pada setiap nyala api cinta
dan apapun tentangmu
yang tak sempurnah dieja
2011
----
Alex R. Nainggolan,
lahir di Jakarta, 16 Januari 1982. Menyelesaikan studi di Jurusan
Manajemen FE Unila. Tulisan berupa cerpen, puisi, dan esai sempat
nyasar berbagai media dan antologi bersama.
|