Sabtu, 24 Desember 2011

Sajak-sajak Dea Anugrah


Sajak-sajak Dea Anugrah Print
User Rating: / 1
PoorBest 
Sabtu, 24 September 2011 21:17



Di Desa Gungan

setelah pohon-pohon arang
dan gundukan pasir yang mengubur cakrawala,
masihkah kita berhak meyakini
bahwa ada yang tersisa
dari badai kehilangan?

senja ini,
di bawah rindang kesedihanmu
kita belajar melupakan
harapan, sekalian masa depan

sebab masa depan sekadar pusara
yang menolak segala doa dan ziarah
maka terimalah dengan hati lapang, gayatri
hidup adalah hari ini

dan tangis yang selalu jatuh
dari celah duka itu
adalah persembahan
bagi kutuk masa lalu yang abadi



Teringat Kuburan di Desa

selembar daun jati tua
jatuh
di atas sebuah makam purba
-dan membuat epitafnya tak terbaca.

o pengetahuan, mengapa manusia
ingin bahagia?




Catatan di Usia 20

rawatlah asin batukmu
pada berat dan sendat sungai napas. sebagai pengingat:
pahitnya harapan serta kelu doa-doa
pernah bermukim di pangkal lidah kita.

lindungilah sumbu lilin yang menyala dan memerihkan kedua matamu
dengan asapnya. sebagai pengingat:
menyaksikan semusim kasih
mesti dibayar dengan kepedihan sepanjang usia.

sesekali berjalanlah lebih jauh dari
jarak antara kasur, tumpukan buku dan pintu kamarmu
barangkali akan kautemui
ranting-ranting lapuk, sekalian daun-daun busuk

yang terlepas karena gerak waktu,
dan tak akan kembali tumbuh. lalu ingatlah:
tiada yang benar-benar perlu kita jaga
sebab kehilangan begitu niscaya.




Jika Lilin Telah Kau Padamkan
:fanny brawne & john keats

jika lilin-lilin di kamar ini
telah kau padamkan dengan sengaja
dan angin musim membawamu pergi
bersama segalanya

tak perlu meninggalkan doa
atau sebait sajak selamat berpisah
sebab kepergian tak pernah berganti nama;
sebab kehilangan tetaplah kehilangan
dengan atau tanpa metafora

kelak aku akan mengerti
batu-batu yang dulu kita pantulkan
ke permukaan sungai
tak punya arti bagi kedalamannya

kelak aku akan mengerti
sepasang bulbul kasmaran
tak menyanyikan lagu-lagu pagi hari
pada musim semi yang kita semai

dan perasaan adalah daun-daun jatuh.
harapan, hanyalah
daun-daun jatuh.


--------
Dea Anugrah, lahir di Pangkalpinang, Bangka Belitung, 27 Juni 1991. Kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Bergiat di Komunitas Rawarawa dan Forum Diskusi Buku Daftar Pustaka. Tulisannya berupa puisi, cerpen, dan esei telah dipublikasikan di sejumlah media dan antologi bersama.





Share this post

 
Latest Articles