Sajak-sajak Ilham Wahyudi |
Sabtu, 30 July 2011 21:38 |
Sajak-sajak Ilham Wahyudi
Penjahit
ternyata, o, ternyata. Tak mampu kujahit ia. Baik yang baik.
Baik yang buruk sekalipun. "Mungkin harus lebih sungguh-sungguh,"
kata mereka. Adakah yang lebih sederhana dari sungguh-sungguh?
Agar mulai kujahit yang kupikir pernah kujahit.
O, betapa sakit menjadi penjahit ini!
Medan. 2010
Yang Selalu Sakit
Sakit memang sakit, memang! Sebab itu ia gulai pedih dalam
kuali waktu. Saban terus saban kali ia putar otak di kaki; kaki di otak.
Begitu pun ternyata si peramu pedih pula yang merengek-rengek
menyedihkan, minta minyak wangi, katanya. "Minyak wangi dari lubang
buaya katanya harum," kata salah satunya. "Tidak itu Cuma mitos!"
Kata satunya lagi penuh siasat.
O, tidakkah yang pedih juga yang ‘kan menanggungnya? Lalu
kemanakah perginya si peramu pedih…
Medan. 2010
Prajurit Hujan
Prajurit hujan
Datang dalam bimbang
Dalam kemurungan
Pagi
O, aku sakit
Adakah yang mahir menerjemahkan sakit
Semahir ia menerjemahkan kebahagian?
O, aku kehilangan
Adakah yang lebih menyedihkan
Melebihi kehilangan?
Prajurit hujan
Datang tibatiba
Tibatiba hilang
Seketika
Medan. 2010
Hati
ambillah pisau; belah!
iris setipis gerimis
cuci sebersih sprei pengantin
hidangkan pagipagi.
Medan, 2010
Beri Aku Sajakmu
beri aku sajakmu
rerimbun daun
butir hujan
kesegaran hidup
yang di dalamnya ribuan
planet saling memandang
jutaan bintang
saling berbincang
Medan. 2009
----
Ilham Wahyudi,
lahir di Medan, Sumatera Utara, 22 November 1983. Alumnus Fisipol
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Aktif berteater dan
menulis puisi, cerpen, esai di berbagai media media.
|